Thursday, 4 April 2013

Senjata Biologi , Senjata Paling Berbahaya dan Efektif




Dalam dunia militer senjata yang sering digunakan adalah senjata berat seperti rudal  , senjata api , bom , dll. Namun senjata itu tidak efektif karena dapat merusak infrastruktur daerah yang diserang sehingga tidak dapat digunakan kembali. Oleh sebab itu , maka dibuatlah senjata biologis dengan maksud agar senjata tersebut tidak membuat hancurnya infrastruktur yang ada dan hanya menyerang mahkluk hidup.

Senjata biologi (bahasa Inggris: biological weapon) adalah senjata yang menggunakan patogen (bakteri, virus, atau organisme penghasil penyakit lainnya) sebagai alat untuk membunuh, melukai, atau melumpuhkan musuh. Dalam pengertian yang lebih luas, senjata biologi tidak hanya berupa organisme patogen, tetapi juga toksin berbahaya yang dihasilkan oleh organisme tertentu. Dalam kenyataanya, senjata biologi tidak hanya menyerang manusia, tetapi juga hewan dan tanaman.


Pembuatan dan penyimpanan senjata biologi telah dilarang oleh Konvensi Senjata Biologi 1972 yang ditandatangani oleh lebih dari 100 negara. Alasan pelarangan ini adalah untuk menghindari efek yang dihasilkan senjata biologi, yang dapat membunuh jutaan manusia, dan menghancurkan sektor ekonomi dan sosial.[2] Namun, Konvensi Senjata Biologi hanya melarang pembuatan dan penyimpanan senjata biologi, tetapi tidak melarang pemakaiannya.


Senjata biologi penggunaannya dimulai pertama kali pada 400 SM yang lalu oleh orang Iran kuno ( scythians) dengan mencelupkan anak panah dengan kotoran (feses) dan mayat makhluk hidup yang membusuk. Serta oleh bangsa Romawi dengan mencelupkan pedang para pasukannya ke pupuk dan bangkai binatang. Sehingga, apabila musuh terkena sabetan pedang , maka terjadi infeksi yang dapat membunuh musuhnya bahkan dapat menularkan penyakit dari bangkai yang digunakan dalam senjata tersebut.


Beberapa senjata biologi yang populer antara lain :


1. Antrhax

Anthrax termasuk bioweapon golongan A. Bakterinya hidup di tanah dan terbawa oleh hewan ketika mencari makan. Manusia tertular bakteri ini melalui kontak langsung dengan hean tersebut atau lewat udara. Bakteri ini juga dapat masuk ke sistem pencernaan lewat makanan. Akan tetapi banyak kasus yang terjadi lewat kontak langsung. Yang paling parah apabila terinfeksi lewat pernapasan. Bakteri ini dengan cepat akan masuk ke paru-paru dan menggandakan diri serta melepaskan racun yang menyebabkan demam, masalah pernapasan, lelah dan muntah.

2. Wabah Pes

Masih ingat dengan Black Death (Kematian Hitam) ? Ya, ini merupakan peristiwa kelam di eropa sekitar abad ke-14. Jika dijadikan senjata pemusnah masal, Yersinia pestis ini merupakan kategori A bioweapon. Wabah ini sendiri terbagi menjadi 2 yaitu, Bubonic Plague dan Pneumonic Plague.Bubonic Plague menyebar melalui kontak langsung dengan penderita. Efeknya dapat menyebabkan demam, menggigil, sakit kepala dan kelelahan. Gejalanya dapat timbul 2-3 hari dan apabila tidak ditangani dengan benar dalam 24 jam pertama, maka 70% kemungkinan pasien akan tewas. Pneumonic Plague jarang terjadi dan menyebar lewat udara (batuk, bersin dan percakapan dengan penderita). Gejalanya meliputi demam, baduk, lendir berdarah dan sulit bernapas.
3. Botulinum Toxin

ketika menyebar melalui udara, racun ini tidak dapat dilihat atau dicium. Dalam 12-36 jam kemudian, gejala yang muncul adalah pandangan kabur, muntah dan kesulitan menelan. Apabila tidak ditangani dengan tepat akan menyebabkan kelumpuhan dan pada akhirnya menyerang sistem pernapasan. Dan tanpa sistem pernapasan yang baik, Clostridium botulinum dapat membunuh dalam 24-72 jam kemudian.

Berikut ini adalah mikroorganisme yang digunakan dalam senjata biologi :





Bacillus anthracis (Antrax)
Brucella sp. (Brucellosis)
Chlamydia psittaci (Psittacosis)
Coxiella burnetii (Demam Q)
Escherichia coli O157:H7(Gastroenteritis)
Shigella (Shigellosis)
Francisella tularensis (Tularemia)
Burkholderia mallei ( Glanders)
Burkholderia psedomallei(Melioidosis)

just for widening col
Salmonella typhi (Tifus)
Variola (Cacar atau variola)
Vibrio cholerae (Kolera)
Virus Ebola
Virus Marburg
Virus demam lembah Rift atau Rift Valley Fever Virus
Virus alfa (ensefalitis)
Virus demam kuning atau yellow fever virus
dan lain-lain.