Sunday, 5 May 2013

5 Fakta Unik Saturnus, Planet Bercincin

Saturnus adalah sebuah planet di tata surya yang dikenal juga sebagai planet bercincin, dan merupakan planet terbesar kedua di tata surya setelahJupiter. Jarak Saturnus sangat jauh dari Matahari, karena itulah Saturnus tampak tidak terlalu jelas dari Bumi. Saturnus berevolusi dalam waktu 29,46 tahun. Setiap 378 hari, Bumi, Saturnus dan Matahari akan berada dalam satu garis lurus. Selain berevolusi, Saturnus juga berotasi dalam waktu yang sangat singkat, yaitu 10 jam 40 menit 24 detik.

Dibalik Keindahannya ternyata Planet Saturnus memiliki Keunikan lainnya. Berikut ini beberapa fakta unik tentang Planet Saturnus.

1. Saturnus Ternyata Menyimpan Air Laut




Seperti halnya Bumi yang memiliki satelit alami bernama Bulan, Saturnus pun demikian. Yang menarik, para ilmuwan menemukan bahwa satelit alamiah Saturnus bernama Enceladus memiliki kandungan air laut yang terjaga oleh ammonia.

Tim peneliti yang diketuai William Lewis dari Southwest Research Institute di San Antonio, Texas mengatakan, bahwa zat ammonia dapat menjaga lautan yang berada di bawah tanah sehingga tidak membeku pada suhu ekstrim.

pesawat ulang alik Cassini menemukan semburan gas yang keluar dari retakan permukaan Enceladus pada saat misi penjelajahan saturnus pada 2005 silam.

Kini, tim Lewis menemukan bahwa semburan gas tersebut mengandung ammonia dan kumpulan gas lainnya yang berfungsi sebagai zat antibeku. Kumpulan gas itu rupanya yang menjaga cairan es dibawah kerak es. Gas tersebut memancar keluar dari gravitasi satelit alamiah Saturnus dan menjadi salah satu bagian cincin yang mengitari Saturnus. 



2. Saturnus Memiliki Cincin Transparan yang Sangat Besar




Ilmuwan NASA berhasil menemukan sebuah lingkaran besar transparan yang mengitari planet Saturnus. Saking besarnya, dibutuhkan sekira 1 miliar bumi untuk memenuhi lingkaran tersebut.

Lingkaran yang hampir berbentuk seperti cincin ini berada 27 derajat dari cincin utama Saturnus. Ketebalan cincin ini berjarak 6 juta kilometer dengan jarak sekira 12 juta kilometer dari Saturnus.

"Diameter cincin raksasa tersebut hampir sama dengan jajaran 300 planet Saturnus dan seluruh volume cincin diperkirakan dapat diisi dengan 1 juta bumi. Ini merupakan cincin super," ujar ilmuwan NASA Anne Verbiscer.

Cincin berukuran super itu diperkirakan terdiri atas partikel es dan debu. Akibatnya, cahaya matahari tidak tembus sampai ke Saturnus dan cincin itu pun tidak merefleksikan banyak cahaya.



3. Di Saturnus Terdapat Sistem Badai Yang sangat Besar



Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) baru-baru ini menangkap foto sistem badai Saturnus. Satelit NASA Cassini menangkap pemandangan planet Saturnus dari jarak 441.028 mil (709.766 kilometer).

Badai riak Saturnus menampilkan foto hitam dan putih yang diabadikan oleh orbit satelit NASA Cassini. Satelit menangkap foto tersebut pada 24 Desember 2012.

Jarak 709.766 kilometer, merupakan jarak hampir dua kali lipat antara Bumi dan Bulan. Foto hitam-putih ini ditangkap dengan kamera wide-angle filter merah CB2.

Foto yang diambil kamera satelit Cassini dengan mode close-up ini juga menampilkan badai "ganas" dengan sistem pusaran dan panjang gelombang 751 nm. Selain itu, foto tersebut juga menampilkan variasi tampilan objek di awan bagian atas atau atmosfer Saturnus.



4. Terdapat Oksigen pada Bulan Saturnus yang Bernama Dione



Ilmuwan temukan 'jejak' oksigen (O2) di bulan Dione, yaitu salah satu bulan milik planet Saturnus. Penemuan itu dicapai melalui pesawat ruang angkasa yang dinamakan Cassini yang mendeteksi keberadaan gumpalan oksigen.

Diperkirakan, energi dari medan radiasi yang intens di planet Saturnus atau partikel bermuatan dari matahari mampu merangsang atom oksigen di dalam es, sehingga gas O2 ini terlepas.

Namun, seperti bulan milik planet Saturnus lainnya, keadaan permukaan Dione tandus dan dingin. Ilmuwan menduga tingkat deteksi perihal kehidupan untuk bertahan hidup di bulan tersebut masih rendah, apalagi untuk tempat tinggal manusia.



5. Terdapat Laut Bawah Pada Bulan Saturnus, Titan



Bulan terbesar milik planet Saturnus mungkin memiliki laut di bawah permukaan yang tertutupi es. Demikina menurut sebuah penelitian terbaru.

Penelitian yang dilakukan Dr Rose-Marie Baland dan koleganya dari Royal Observatory of Belgium menggambarkan kondisi di Titan, yang diduga memiliki atmosfir yang serupa dengan Bumi di masa awal.

Di studi yang diterbitkan di jurnal Astronomi and Astrophysics, Baland dan koleganya mendapat kesimpulan setelah meneliti data tujuh tahun dari satelit Cassini, yang memonitor orbit dan rotasi Titan.

Mereka menemukan tingkat kelembaban di Titan lebih tinggi 50 persen dari yang seharusnya permukaan inti sebuah bulan/planet.

Hal ini dapat dijelaskan jika ketebalan Titan lebih condong ke permukaan dari pada intinya. "Ini bukanlah sesuatu hal yang mustahil, berdasarkan pada pemahaman kita bagaimana planet dan bulan terbentuk," ujar Baland.

Kemungkinan lain yang dikatakan oleh Baland dan koleganya adalah, inti Titan tidak sepenuhnya padat. "Bisa saja ada laut di bawah permukaan esnya," katanya.

Meskipun begitu, para ilmuwan mengatakan kalau temuan mereka ini bukanlah sesuatu final, karena masih dilakukan penelitian lagi.