Penyebab Panasnya Suhu Kota Jakarta Sekarang Ini
Akhir-akhir ini suhu dikota Jakarta sangat panas hingga mencapai 35 derajat celcius. Akibatnya, banyak orang yang mengurungkan niat mereka untuk keluar rumah karena panasnya suhu udara. bahkan apabila kita terpapar dengan sinar matahari terlalu lama tanpa adanya pelindung kulit maka kemungkinan kulit kita akan iritasi.
Berikut ini beberapa penjelasan tentang penyebab panasnya suhu dikotaa Jakarta menurut LAPAN dan BPPT.
Menurut BPPT
Bidang Pengkajian Penerapan Teknologi Pembuatan Hujan ( BPPT), menjelaskan bahwa terik matahari yang begitu menyengat disebabkan karena posisi Matahari berada di atas khatulistiwa dan gelombang Madden–Julian oscillation (MJO).
Ia menjelaskan bahwa MJO atau fenomena ostilasi ini hanya berlangsung sekira 45 hari, di mana pada periode ini bisa memunculkan banyak hujan atau sebaliknya. "Suatu wilayah puncaknya bisa 2 minggu. Meskipun musim hujan, kalau terdapat ostilasi ini, maka pertumbuhan awan hujan bisa berkurang," terang kepala Bidang Pengkajian Penerapan Teknologi Pembuatan Hujan ( BPPT).
Menurut LAPAN ( Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
Thomas Djamaluddin dari Riset Astronomi Astrofisika Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) menjelakan bahwa MJO merupakan periodisitas aktivitas konveksi pembentukan awan. "Ada fase sangat aktif dan fase tidak aktif," imbuhnya.
Yang menyebabkan matahari menjadi sangat terik di Jakarta ialah, terdapat awan konveksi, di mana pada kondisi ini akan menimbulkan pemanasan yang lebih efektif. "Ditambah posisi matahari ada di ekuator (garis khatulistiwa), pancaran matahari tegak lurus dan pemanasan lebih efektif," jelas Thomas
Berikut ini beberapa penjelasan tentang penyebab panasnya suhu dikotaa Jakarta menurut LAPAN dan BPPT.
Menurut BPPT
Bidang Pengkajian Penerapan Teknologi Pembuatan Hujan ( BPPT), menjelaskan bahwa terik matahari yang begitu menyengat disebabkan karena posisi Matahari berada di atas khatulistiwa dan gelombang Madden–Julian oscillation (MJO).
Ia menjelaskan bahwa MJO atau fenomena ostilasi ini hanya berlangsung sekira 45 hari, di mana pada periode ini bisa memunculkan banyak hujan atau sebaliknya. "Suatu wilayah puncaknya bisa 2 minggu. Meskipun musim hujan, kalau terdapat ostilasi ini, maka pertumbuhan awan hujan bisa berkurang," terang kepala Bidang Pengkajian Penerapan Teknologi Pembuatan Hujan ( BPPT).
Menurut LAPAN ( Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
Thomas Djamaluddin dari Riset Astronomi Astrofisika Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) menjelakan bahwa MJO merupakan periodisitas aktivitas konveksi pembentukan awan. "Ada fase sangat aktif dan fase tidak aktif," imbuhnya.
Yang menyebabkan matahari menjadi sangat terik di Jakarta ialah, terdapat awan konveksi, di mana pada kondisi ini akan menimbulkan pemanasan yang lebih efektif. "Ditambah posisi matahari ada di ekuator (garis khatulistiwa), pancaran matahari tegak lurus dan pemanasan lebih efektif," jelas Thomas