Sejak Tahun 2000 Dunia Mengalami Suhu Terpanas Sejak 1985



WASHINGTON– Badan cuacaPersatuan Bangsa-Bangsa (PBB)mengkonfirmasi bahwa 2012 lalu merupakan tahun terpanas kesembilan sejak 1850 silam. Bahkan, mereka mengklaim selama 27 tahun berturut-berturut panas ini sudah di atas rata-rata.

Dalam laporan iklim tahunan World Meteorological Organization (WMO) tercatat bahwa tahun lalu suhu rata-rata global melebihi 58 derajat Fahrenheit (sekira 14 derajat celcius), meskipun sudah terkena pengaruh pola cuaca La Nina.

Dilansir LATimes, Jumat (3/5/2013), La Nina terjadi ketika suhu permukaan air di utara dan selatan Samudera lebih dingin dari suhu rata-rata. Sebaliknya, El Nino terjadi ketika suhu air lebih tinggi di atas suhu normal.

Selain itu, tercatat juga dari 2001-2012 merupakan 11 tahun terpanas. “Hal ini dikarenakan naiknya suhu permukaan laut dan cuaca ekstrim,” ucap sekertaris jenderal WMO, Michel Jarraud.

“Meskipun variabilitas iklim alami selalu menghasilkan cuaca ekstrim, tetapi karakteristiknya secara fisik semakin terbentuk dengan adanya perubahan iklim saat ini,” lanjutnya.

Secara keseluruhan, perubahan iklim telah menjadi sumber ketidakpastian bagi sektor pertanian dan energi yang berujung pada sektor ekonomi. Misalnya saja, Amerika Serikat (AS) dan Eropa Tenggara mengalami kondisi kekeringan yang luar biasa pada tahun lalu. Sementara, Afrika Barat justru dilanda banjir parah.

“Kita perlu memiliki pemahaman yang lebih baik tentang perilaku perubahan cuaca ekstrim  akibat dari pemanasan global. Sehingga, ke depannya mampu mengelola risiko terkait dengan peningkatan suhu dan dapat memberikan peringatan dini bagi masyarakat dunia,” tutup Jarraud.


sumber : okezone