Sejarah dan Perbandingan Bom Nuklir Hiroshima Nagasaki dengan Sekarang
Perbandingan bom atom hiroshima nagasaki dan nuklir zaman sekarang sungguh amat berbeda. Semakin bertambah umur dunia, teknologipun semakin maju pesat begitu juga dengan teknologi nuklir. Baik nuklir untuk kesejahteraan umat manusia maupun untuk pertahanan dan peperangan.
Bom nuklir seperti bom "Fatman" dan "Little boy" yang dibuat setengah abad yang lalu itu dapat menewaskan penduduk di Hiroshima dan Nagasaki dengan korban yang sangat banyak dengan cara di bawa oleh pesawat terbang. Namun, pada zaman sekarang ini hal itu tidak perlu dilakukan karena bom nuklir dapat dibawa dengan rudal balistik bahkan dengan jarak puluhan ribu kilometer dengan tepat sampai sasaran karena memiliki kendali.
Sejarah Pengeboman Hiroshima dan Nagasaki
Little Boy dijatuhkan Di Hiroshima (13 Kiloton TNT) |
Bom atom atau Bom nuklir merupakan hasil pemikiran sang jenius Albert Einstein ( baca juga : penyebab einstein pintar dan Albert Einstein dan penemuannya). Pada Perang Dunia (PD II) saat dunia mulai kacau akibat pertempuran dimana-mana yang melibatkan Blok sekutu dan blok poros meletus. Negara-Negara yang terlibat berlomba-lomba untuk saling menjatuhkan dan membuat senjata yang sangat canggih dan ditakuti setiap musuh-musuhnya.
Pada awalnya, Amerika tidak terlibat langsung dalam PD II namun karena serangan Perl Harbour yang merupakan pangkalan militer AS diserang oleh Jepang dengan cara menabrakkan pesawat (Kamikaze) ke pangkalan tersebut maka AS pun akhirnya bergabung dalam pertempuran dengan ikut dalam blok sekutu.
Kemudian, setelah serangan tersebut yang menewaskan banyak orang di pihak Amerika maka AS pun mengumumkan pernyataan perang dengan Jepang. Akhirnya AS pun mengirimkan armada pengebomnya untuk mengebom kota-kota di Jepang. Setelah, selama 6 bulan AS melakukan pengeboman di 67 kota Jepang, senjata nuklir pertama (Little Boy) yang digunakan dalam perang dijatuhkan di Hiroshima.
Bom Nuklir Little Boy ini dijatuhkan dengan pesawat B-29 Flying Superfortress bernama Enola Gay yang dipiloti oleh Letkol. Paul W. Tibbets, dari sekitar ketinggian 9.450 m (31.000 kaki). Senjata ini meledak pada 8.15 pagi (waktu Jepang) ketika dia mencapai ketinggian 550 meter. Ledakan "Little Boy" menghasilkan 13 kiloton TNT, yaitu 5,5×1013 joule = 55 TJ (terajoule).
Sekitar 70.000 orang meninggal sebagai akibat langsung dari ledakan. Korban berikutnya yang juga sangat banyak meninggal akibat jejatuhan nuklir dan kanker. Ibu yang sedang hamil kehilangan anaknya, atau mereka lahir dengan cacat. Pakaian terbakar ke dalam kulit.
Bom Fatman ( dijatuhkan di Nagasaki ) 21 Kiloton TNT |
Tiga hari kemudian, tepatnya tanggal 9 Agustus 1945 dijatuhkan satu bom lagi yaitu bom "Fatman" di Nagasaki. Sesuai dengan namanya Bom ini gemuk dan bulat. Target asli bom ini adalah di kota kokura namun karena tertutup awan tebal maka pesawat yang membawa bom ini memutar dan akhirnya dijatuhkanlah bom ini di Nagasaki.
Bom ini meledak pada ketinggian sekitar 1,650 kaki (0.503 m), dengan hasil dari sekitar 21 kiloton TNT atau 88 terajoules. Karena visibilitas miskin karena awan, bom kehilangan intinya peledakan sesuai dengan tujuannya, dan kerusakan agak kurang luas dari itu di Hiroshima. 39.000 orang diperkirakan tewas langsung oleh pemboman di Nagasaki, dan 25.000 lebih terluka. Ribuan lainnya meninggal kemudian dari ledakan terkait dan luka terbakar, dan ratusan lainnya dari penyakit radiasi dari paparan radiasi awal bom tersebut.
Kemudian, 6 hari setelah bom kedua dan bom Nuklir terakhir yang pernah dgunakan dalam perang tersebut meledak akhirnya Jepang pun menyerah kepada sekutu tanpa syarat. dan akhirnya menandatangani perjanjian nuklir. Sungguh sebuah kejahatan perang yang sangat besar dengan kematian hingga ratusan ribu orang dalam 2 kali ledakan namun AS tak pernah diadilik dalam kejahatan tersebut. Sebuah negara yang menggembar-gemborkan HAM namun merupakan negara yang pernah melakukan pelanggaran HAM terberat sepanjang sejarah umat manusia.
Perbandingan Bom Nuklir Hiroshima Nagasaki dan Bom Nuklir Zaman Sekarang
Ilustrasi Perang Nuklir |
Pengeboman di Hiroshima dan Nagasaki terjadi setengah abad yang lalu saat PD II. Berbeda dengan Bom Hiroshima dan Nagasaki, Bom nuklir zaman sekarang sungguh sangat canggih. Apalagi puncaknya pada saat ketegangan yang terjadi antara Uni Soviet ( sekarang Rusia) dan Amerika Serikat terjadi. Peristiwa ini dinamakan dengan Perang Dingin. Kedua Negara tersebut berlomba-lomba untuk mengembangkan senjata nuklir dan pada saat itu perang bisa terjadi kapanpun. Karena mereka menyiapkan nuklir mereka masing-masing untuk menyerang satu sama lain.
Untunglah keadaan tersebut dapat dihindarkan karena Uni Soviet runtuh dan pecah menjadi beberapa negara. Bom Nuklir yang digunakan saat itu sangat canggih. Nuklir tersebut berbentuk rudal kendali yang bisa menjangkau antar benua. Jarak jangkauannya hingga 16.000 kilometer lebih. Bandingkan, Sedangkan jarak Moscow (Rusia) ke Jakarta hanya sekitar 9.000 Km dan memiliki kekuatan ledakan hingga 700 Kiloton TNT bandingkan dengan ledakan di Hiroshima hanya 13 Kiloton TNT dan Nagasaki hanya 21 Kiloton TNT.
Bahkan Rusia dan Amerika memilik Nuklir yang mereka simpan dibawah tanah ( silo ) , bisa dibawa dengan kereta, kendaraan, pesawat terbang, bahkan dengan kapal selam. Bayangkan apabila terjadi Perang Dunia ke-III dengan kecanggihan senjata-senjata tersebut maka dunia akan hancur.
Namun, sekarang teknologi tersebut bukan hanya dimiliki oleh Rusiadan AS saja. Namun, beberapa negara lain juga menguasai teknologi tersebut dan sedang belajar mengembangkan teknologi tersebut. Negara-Negara terseut antara lain : China, India, Inggris, Korea-Utara, dan beberapa negara lainnya. Maka, apabila pecah Perang Dunia Ke-III maka sudah pasti terjadi sebuah kiamat yang diciptakan oleh manusia sendiri.
Berikut 3 Senjata Nuklir atau ICBM tercanggih dan terjauh yang dimiliki oleh negara-negara maju, sekarang kita bandingkan dengan bom nuklir Hiroshima dan Nagasaki (from : artileri.org) :
A. ICBM SATAN R-36M (Rusia - 16.000 km)
R-36M atau dijuluki dengan SS-18 Satan (Setan) adalah ICBM yang memiliki jangkauan terjauh di dunia yaitu 16.000 km. Sebagai perbandingan, jarak Moskow ke Washington adalah 8.396 km dan jarak ke Jakarta 9.295 km. Dengan bobot 209.600 kg, juga menjadikan Satan sebagai rudal terberat di dunia.
Rudal Satan dibuat dalam beberapa versi yang berbeda mulai dari Mod 1 hingga Mod 6. Seluruh variannya didesain untuk ditembakkan dari situs peluncuran silo. Beberapa varian rudal Satan mampu membawa sepuluh hulu ledak Multiple Independent Re-entry Vehicles (MIRV) yang masing-masing berkekuatan 550 kiloton hingga 750 kiloton.
Satan pertama kali masuk ke Angkatan Roket Strategis Uni Soviet pada tahun 1975. Roket dua tahap in didukung oleh dua mesin roket cair yang memberikannya kecepatan sekitar 7.900 m/detik. Mesinnya menggunakan propelan cair storable dengan bahan bakar UDMH dan Nitrogen Tetroxide yang bertindak sebagai pengoksidasi.
B. Dongfeng 5A (China - 13.000 km)
Dongfeng 5A atau DF-5A (Kode NATO : CSS-4) adalah ICBM dengan jangkauan terjauh yang dimiliki oleh China, yang mampu menyerang target di kisaran 13.000 km. Rudal ini merupakan versi upgrade dari ICBM DF-5 dan mampu mencapai target di Amerika Serikat.
China mengumumkan upgrade untuk sistem bimbingan dan jangkauan DF-5A pada tahun 1983. Rudal ini dapat membawa enam hulu ledak yang masing-masing seberat 600 kg.
ICBM DF-5A ditembakkan dari sistem peluncuran yang berbasis silo. Sistem bimbingan inersia dan komputer on board-nya memberikan arahan untuk ketepatan rudal. Roket dua tahap ini menggunakan propelan cair guna menghasilkan daya dorong yang diperlukan.
Panjang : 33 m
Diameter : 3,4 m
Berat : 183.000 kg
Jangkauan : 13.000 km
C. R-29RMU Sineva (Rusia - 11.547 km)
R-29RMU Sineva, atau juga dikenal sebagai RSM-54 (kode nama NATO : SS-N-23 Skiff), adalah ICBM generasi ketiga Rusia yang diluncurkan dari kapal selam. Rudal ini dilengkapkan pada kapal selam kelas Delta IV Angkatan Laut Rusia. Saat uji coba, rudal Sineva memiliki jangkuan maksimum 11.547 km.
Rudal ini mulai melengkapi Angkatan Laut Rusia pada tahun 2007 dan diharapkan akan bisa terus dioperasikan hingga 2030. Rudal ini dapat membawa empat hingga sepuluh hulu ledak yang masing-masing berkekuatan 100 kiloton. Rudal ini dilengkapi dengan sistem navigasi GLONASS dan astro-inertial control untuk akurasi tinggi dalam menghantam target.
Rudal tiga tahap ini didukung oleh mesin propelan cair yang menggunakan Unsymmetrical dimethylhydrazine (UDMH) dan Nitrogen Tetroxide sebagai bahan bakar dan pengoksidasi.
Panjang : 14,8 m
Diameter : 1,9 m
Berat : 40.300 kg
Jangkauan : 11.547 km