Wajah Semesta pada Masa Lalu di Indahnya Langit Malam




Semesta terdiri dari beribu-ribu bahkan berjuta-juta bintang, galaksi, planet, meteorit, maupun awan kosmik. Manusia mengetahui apa itu semesta dari apa yang dilihat diatas langit yang indah dimalam hari. Disaat malam yang cerah maka terlihatlah indahnya wajah semesta di kubah besar diatas kepala kita dengan berbagai warna cahaya yang berkerlap-kerlip.

Tapi tahukah kita bahwa apa yang kita lihat di indahnya langit malam itu hanya masa lalu. Apa yang terjadi dikubah besar itu pada detik ini tak ada yang tahu. Pada saat ini yang kita ketahui apa yang terjadi di kubah itu hanyalah bulan yang sedang bersinar pada detik ini. Itu karena memang jaraknya yang dekat sehingga cahaya yang dipancarkan tak memiliki jeda waktu yang lama.

Semesta yang kita lihat dilangit malam merupakan benda yang dapat kita lihat namun tidak dapat kita sentuh maupun kita manipulasi di laboratorium untuk penelitian. Maka yang dapat kita lakukan adalah mengamatinya dengan mata dan alat bantu mikroskop atau mengirim benda ke luar angkasa sebagai pengamat secara langsung.  Mata yang kita gunakan untuk mengamati semesta secara langsung menggunakan rangsangan cahaya untuk melihat. Sedangkan, kecepatan cahaya terbatas hanya 300.000 km/detik (dibulatkan).


Pada saat kita melihat langit malam yang cerah, mungkin yang kita tahu keadaannya pada detik ini hanyalah bulan. Jarak bulan yang hanya 384.400 km menyebabkan cahaya yang dipancarkannya sampai dibumi hanya membutuhkan waktu 1 1/4 detik. waktu 1 1/4 detik ini diperoleh dari pembagian jarak bulan dengan kecepatan cahaya. Jadi, bulan yang kita lihat saat ini, itulah keadaan bulan 1 1/4 detik yang lalu.

Kenyataannya, di langit malam yang cerah terdapat cahaya-cahaya lain selain bulan. itulah cahaya bintang, galaksi, maupun planet-planet yang memantulkan cahaya dari bintang. Bintang yang paling dekat dengan bumi kita hanyalah matahari. Tapi, bagaimana dengan bintang-bintang lain dan galaksi yang kita lihat saat malam hari? Bintang lain dan galaksi tersebut jaraknya bisa bermilyar-milyar kilometer bahkan bertriliyun kilometer. Dengan jarak yang demikian jauh dan dengan kecepatan cahaya yang hanya 300.000 km/detik maka cahaya tersebut memiliki waktu tempuh untuk bisa sampai kebumi. Waktu tempuh inilah yang menyebabkan adanya perbedaan waktu dari saat cahaya bintang atau galaksi bersinar hingga sinar tersebut sampai ke mata kita yang berada dibumi.

Jadi, saat kita menyaksikan supernova yang terpantau dari bumi ataupun cahaya-cahaya indah dilangit malam. Sesungguhnya itu terjadi berjuta-juta bahkan bermilyar tahun yang lalu. Sesuai dengan jaraknya. Semakin jauh jaraknya maka akan semakin lama waktu tempuh untuk sampai kebumi. Maka. tak ada yang tahu apa yang terjadi pada bintang yang kita lihat pada detik ini.

Note : Bintang terdekat dengan bumi adalah Matahari dengan jarak 180 juta kilometer, maka membutuhkan waktu 600 detik hingga cahayanya sampai kebumi. jadi apabila matahari berhenti bersinar, kita baru merasakannya setelah 600 detik berlalu.